Pages

Kamis, 26 April 2012

INSOMNIA



Waktu tidur terkadang menjadi neraka bagi beberapa orang dan orang itu kebanyakan adalah para penderita INSOMNIA.
            Insomnia sendiri adalah sebuah gejala yang meliputi keluhan sulit untuk memasuki tidur, sering terbangun sesaat tubuh baru sebentar tertidur atau sederhananya kualitas tidur yang kurang berkualitas. Tidur yang tidak berkualitas biasanya berupa
keluhan tidur yang dangkal serta tidak menyegarkan, walaupun cukup waktu dan tidak tebangun.
            Definisi Insomnia itu sendiri ternyata tidak cukup karena banyak orang yang menggambarkan keluhan-keluhan tersebut, tapi merasa baik-baik saja. Oleh karena itu, dalam perkembangannya, definisi Insomnia mengikutsertakan gejala-gejala saat terjaga. Kini, definisi tersebut dilengkapi dengan mengalai satu atau lebih gejala-gejala tidur tersebut disertai dengan keluhan di siang hari berupa rasa lelah, kantuk, gangguan mood, penurunan kemampuan kognitif, dan gangguan hubungan sosial.
            Setelah beberapa waktu merasa sulit tidur, penderita insomnia biasanya mengembangkan kecemasan tersendiri, ketika menjelang tidur atau di saat melihat tempat tidur. Kecemasan berupa rasa takut tidak dapat tidur, yang seringkali malam memperberat Insomnia itu sendiri.
            Secara gari besar, Insomnia dibagi menjadi dua bagian, yaitu Insomnia sementara dan menetap. Insomnia sementara terjadi selama satu malam higga dua minggu, sedangkan insomnia menetap dianggap sebagai insomnia yang sudah berlangsung lebih lama hingga menahun (kronis).
1.      Insomnia Sementara
Penyebab daripada Insomnia sementara ini adalah:
-          Hyperrarousal, yaitu kesulitan tidur yang biasanya disebabkan oleh kesedihan, stres, atau bahkan terlalu excited, seperti yang sering diderita oleh anak-anak di malam menjelang darmawisata karena mereka akan berpisah dengan lingkungan keluarganya untuk beberapa waktu dan ini menjadi hal yang menjadi bahan pikiran meskipun anak tersebut akan melakukan darmawisata atau piknik (ini biasanya terjadi sekali saja karena belum terbiasa berpisah dari orang tua dan melahirkan pemikiran yang menekan).
-          Perbedaan zona waktu dan kerja shift, ketika si penderita dipaksa untuk bangun atau tidur berbeda dengan jam biologisnya. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian diri yang lamanya tergantung dari masing-masing individu. Untuk mempersapkan diri bepergian ke arah Timur dengan waktu yang berbeda, anda dianjurkan untuk mencukupi waktu tidur Anda terlebih dahulu.
-          Lingkungan tidur yang nyaman. Manusia memang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Namun ketika Anda menempati sebuah kamar baru di tengah kota yang hiruk pikuk, jatuh tidur menjadi sulit sekali. Setelah beberapa malam, Anda menjadi terbiasa dan tidak lagi terganggu dengan keramaian dunia luar.
2.      Insomnia Menetap
Insomnia menetap dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
-          Gastroesophageal reflux, yaitu seseorang terganggu tidurnya karena asam lambung yang naik saat berbaring. Penderitanya merasakan rasa panas yang menjalar di dada. Biasanya ia akan terbangun dengan rasa pahit dan seolah tersedak dan batuk-batuk.
-          Sindroma tungkai gelisah atau Restless Legs Syndrome (RLS), adalah sebuah gangguan saraf yang dijabarkan sebagai rasa tidak nyaman pada kaki. Sering kali digambarkan sebagai rasa kesemutan, pegal, kaku dan lain-lain, yang hanya dapat diringankan dengan menggerak-gerakkan kaki. Terutama dirasakan bila duduk atau berbaring lama. Penderitanya selalu ingin menggerakkan kakinya, hingga sulit baginya untuk jatuh tidur. RLS juga diikuti dengan Periodic Limb Movements (PLMS) yang mengganggu kualitas tidur. Dalam tidur, kaki akan bergerak-gerak sendiri lalu diam dan bergerak lagi secara periodik (biasanya setiap 30 detik). Akibatnya, tidur penderita akan terpotong-potong dan menyebabkan kantuk di siang harinya (EDS).
-          Beberapa penderita sleep apnea juga memberikan gambaran Insomnia. Hanya saja kesulitan tidur itu berupa tidur yang tidak menyegarkan, tidur yang tidak dalam, bahkan ada juga yang merasa belum tidur, tetapi orang lain mengatakan ia sudah lelap mendengkur.
-          Penyakit-penyakit lain yang menimbulkan rasa nyeri. Penderita tidak dapat tidur karena deraan  rasa sakit yang dideritanya.
-          Kecemasan yang berkepanjangan dapat menyebabkan Insomnia berkepanjangan pula. Gangguan emosional dan psikiatris biasanya memerlukan dokter ahli kesehatan jiwa. Namun, yang terpenting adalah pemahaman pasien tentang gangguan yag dideritanya, serta disiplin dan kesabarannya untuk terus mengikuti setiap terapi yang tidak dapat memberikan hasil instan.
Insomnia menurut International Classification of Sleep Disorders (ICSD2):
  • -          Adjustment Sleep Disorder
  • -          Psychophysiologic Insomnia
  • -          Paradoxal Insomnia
  • -          Insomnia due to a mental disorder
  • -          Idiopathic Insomnia
  • -          Inadequate Sleep hygiene
  • -          Behavioral insomnia of childhood
  • -          Insomnia due to agrug or substance
  • -          Insomnia due to a medical condition
  • -          Other insomnia not due to a substance or physiological condition, unspecified
  • -          Organic insomnia, unspecified

Artikel saya kali ini sebagian besar saya ambil dari buku “ayo bangun, dengan Bugar karena tidur yang benar” yang ditulis oleh Dr. Andreas Prasadja, RPSGT dan beliau adalah seorang praktisi kesehatan tidur. Semoga bermanfaat untuk saudara-saudara yang ingin tahu tentang insomnia dan bagi saudaraku yang mengalaminya. Semoga kita bisa meningkatkan kualitas tidur kita demi bangsa yang sehat dan cerdas.

0 comments:

Posting Komentar