Waktu tidur terkadang menjadi neraka bagi beberapa orang dan
orang itu kebanyakan adalah para penderita INSOMNIA.
Insomnia
sendiri adalah sebuah gejala yang meliputi keluhan sulit untuk memasuki tidur,
sering terbangun sesaat tubuh baru sebentar tertidur atau sederhananya kualitas
tidur yang kurang berkualitas. Tidur yang tidak berkualitas biasanya berupa
keluhan tidur yang dangkal serta tidak menyegarkan, walaupun cukup waktu dan
tidak tebangun.
Definisi
Insomnia itu sendiri ternyata tidak cukup karena banyak orang yang
menggambarkan keluhan-keluhan tersebut, tapi merasa baik-baik saja. Oleh karena
itu, dalam perkembangannya, definisi Insomnia mengikutsertakan gejala-gejala
saat terjaga. Kini, definisi tersebut dilengkapi dengan mengalai satu atau
lebih gejala-gejala tidur tersebut disertai dengan keluhan di siang hari berupa
rasa lelah, kantuk, gangguan mood, penurunan kemampuan kognitif, dan gangguan
hubungan sosial.
Setelah
beberapa waktu merasa sulit tidur, penderita insomnia biasanya mengembangkan
kecemasan tersendiri, ketika menjelang tidur atau di saat melihat tempat tidur.
Kecemasan berupa rasa takut tidak dapat tidur, yang seringkali malam
memperberat Insomnia itu sendiri.
Secara gari
besar, Insomnia dibagi menjadi dua bagian, yaitu Insomnia sementara dan
menetap. Insomnia sementara terjadi selama satu malam higga dua minggu,
sedangkan insomnia menetap dianggap sebagai insomnia yang sudah berlangsung
lebih lama hingga menahun (kronis).
1. Insomnia
Sementara
Penyebab daripada Insomnia sementara ini adalah:
-
Hyperrarousal, yaitu kesulitan tidur yang biasanya disebabkan
oleh kesedihan, stres, atau bahkan terlalu excited, seperti yang sering
diderita oleh anak-anak di malam menjelang darmawisata karena mereka akan
berpisah dengan lingkungan keluarganya untuk beberapa waktu dan ini menjadi hal
yang menjadi bahan pikiran meskipun anak tersebut akan melakukan darmawisata
atau piknik (ini biasanya terjadi sekali saja karena belum terbiasa berpisah
dari orang tua dan melahirkan pemikiran yang menekan).
-
Perbedaan zona waktu dan kerja shift, ketika si
penderita dipaksa untuk bangun atau tidur berbeda dengan jam biologisnya. Oleh
karena itu diperlukan penyesuaian diri yang lamanya tergantung dari
masing-masing individu. Untuk mempersapkan diri bepergian ke arah Timur dengan
waktu yang berbeda, anda dianjurkan untuk mencukupi waktu tidur Anda terlebih
dahulu.
-
Lingkungan tidur yang nyaman. Manusia memang memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Namun ketika Anda menempati
sebuah kamar baru di tengah kota yang hiruk pikuk, jatuh tidur menjadi sulit
sekali. Setelah beberapa malam, Anda menjadi terbiasa dan tidak lagi terganggu
dengan keramaian dunia luar.
2. Insomnia
Menetap
Insomnia menetap dapat disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut:
-
Gastroesophageal reflux, yaitu seseorang terganggu
tidurnya karena asam lambung yang naik saat berbaring. Penderitanya merasakan
rasa panas yang menjalar di dada. Biasanya ia akan terbangun dengan rasa pahit
dan seolah tersedak dan batuk-batuk.
-
Sindroma tungkai gelisah atau Restless Legs Syndrome
(RLS), adalah sebuah gangguan saraf yang dijabarkan sebagai rasa tidak nyaman
pada kaki. Sering kali digambarkan sebagai rasa kesemutan, pegal, kaku dan
lain-lain, yang hanya dapat diringankan dengan menggerak-gerakkan kaki.
Terutama dirasakan bila duduk atau berbaring lama. Penderitanya selalu ingin
menggerakkan kakinya, hingga sulit baginya untuk jatuh tidur. RLS juga diikuti
dengan Periodic Limb Movements (PLMS) yang mengganggu kualitas tidur. Dalam
tidur, kaki akan bergerak-gerak sendiri lalu diam dan bergerak lagi secara
periodik (biasanya setiap 30 detik). Akibatnya, tidur penderita akan
terpotong-potong dan menyebabkan kantuk di siang harinya (EDS).
-
Beberapa penderita sleep apnea juga memberikan
gambaran Insomnia. Hanya saja kesulitan tidur itu berupa tidur yang tidak
menyegarkan, tidur yang tidak dalam, bahkan ada juga yang merasa belum tidur,
tetapi orang lain mengatakan ia sudah lelap mendengkur.
-
Penyakit-penyakit lain yang menimbulkan rasa nyeri.
Penderita tidak dapat tidur karena deraan
rasa sakit yang dideritanya.
-
Kecemasan yang berkepanjangan dapat menyebabkan
Insomnia berkepanjangan pula. Gangguan emosional dan psikiatris biasanya
memerlukan dokter ahli kesehatan jiwa. Namun, yang terpenting adalah pemahaman
pasien tentang gangguan yag dideritanya, serta disiplin dan kesabarannya untuk
terus mengikuti setiap terapi yang tidak dapat memberikan hasil instan.
Insomnia menurut International
Classification of Sleep Disorders (ICSD2):
- - Adjustment Sleep Disorder
- - Psychophysiologic Insomnia
- - Paradoxal Insomnia
- - Insomnia due to a mental disorder
- - Idiopathic Insomnia
- - Inadequate Sleep hygiene
- - Behavioral insomnia of childhood
- - Insomnia due to agrug or substance
- - Insomnia due to a medical condition
- - Other insomnia not due to a substance or physiological condition, unspecified
- - Organic insomnia, unspecified
Artikel saya kali ini sebagian besar saya ambil dari buku
“ayo bangun, dengan Bugar karena tidur yang benar” yang ditulis oleh Dr.
Andreas Prasadja, RPSGT dan beliau adalah seorang praktisi kesehatan tidur.
Semoga bermanfaat untuk saudara-saudara yang ingin tahu tentang insomnia dan
bagi saudaraku yang mengalaminya. Semoga kita bisa meningkatkan kualitas tidur
kita demi bangsa yang sehat dan cerdas.
0 comments:
Posting Komentar